Bukan maksud hati menyingung yang Jomblo, Bulan Haji adalah bulan kawin. undangan bertumpuk dari teman saudara dan kadang lupa dikenal. hajatan menjadi tradisi budaya biasa jadi luar biasa, banyak hal yang dipertaruhkan dalam resepsi hajatan jaman sekarang, dari mulai surat undang, sampai bayar hutang bubar tobas, hajatan adalah realita obyektip kemasyarakatan kita. hajatan jadi wajib padahal tidak wajib, hajatan merupakan kegiatan menyampaikan berita dengan mengundang tetangga, yang jauh hingga yang terdekat. hajatan adalah sidekah dalam arti yang sebenarnya shodakoh atau membagikan makanan pada setiap yang datang dan mendoakan pengantin yang terpampang di rias bagai ratu nyi roro kidul. Hajatan atau sidekah dalam bahasa suku sunda adalah intisari penyatuan ritual puncak dari resepsi halalnya suatu hubungan antara perempuan dan laki-laki.
Dalam ritual hajatan ini, terkadang disalah gunakan menjadi usaha untuk mendapatkan uang. di kampung-kampung dengan budaya yang melekat mengenai hajatan terkadang menjadi keadaan yang memaksa hingga menimbulkan ingin pamer dan ria kepada tetangga. belum lagi pesta dengan hiburan menuai dosa seperti danggdut ala sederhana dengan panggung sempit dan lampu berkilauan disertai biduan yang memanjakan mata lelaki yang melenggang memamerkan paha dan dada. sedikitnya tidak kurang dari anggaran desa triwulan biaya untuk hajatan ini. bermodalkan itu si punya hajat kadang berharap lebih dari hasil amplop para tamu yang datang. terkadang pula si penyelenggara hajatan merasa was-was kalau-kalau takut hutang daging dan riasan tidak bisa kebayar. hingga inti makna dari menyampaikan berita jadi kabur entah kemana. ditambah lagi ria dan pamer menjadi bagian buaian dosa teukarasa.
Pernah suatu waktu aku bertemu dengan sosok ustadj jalanan yang enggan untuk aku tulis namanya. dan sempat aku menanyakan tentang makna dari hajatan ini yang sebenarnya dan bagaimana kita bersikap ketika kita sebagai pelaksana kegiatan tersebut. beliau bilang " kalau kita akan bersedakah atau hajatan jangan berpikir kita akan bersedekah, berpikirlah kalau kita akan memberi dengan ikhlas dalam suasana apapun kondisi kita saat itu, karena suatu pemberian akan lebih bermakna bila yang kita berikan pada yang membutuhkan. tapi kita juga harus berpikir dan niatkan dalam hati kalau semuanya didasarkan iklhas pasti pahalanya akan sama di hadapan tuhan. itupun terjadi ketika kita menjadi pelaksana hajatan, coba kita iklaskan apa-apa yang menjadi hidangan yang di suguhkan kepada para tamu undangan dan jangan lupa juga kalau ada yang lebih di utamakan yaitu yang punya keringat untuk membantu kita seperti contoh, tukang tukang masak di dapur, yang bantuin kita mencuci piring dan juga mereka yang menjadi penunggu meja makan. pasti makna hajatan akan terasa nikmat dalam hati. Awas jangan berpikir dapat untung dalam hajatan. karena ini bukan acara kegiatan organisasi untuk mendapatkan kelebihan dari suatu kegiatan, tapi ini harus meyakinkan diri kita kalau ini murni sodakoh agar yang datang senang dan mendoakan anak kita menjalani hidup rumah tangga, jadi akan terkesan di para tamu yang hadir akan mendoakan dengan ikhlas keada anak kita. bukankah semakin banyak doa akan sangat bagus. atau kalau berani kita tidak usah mengundang tetanga, tapi bagikan itu kue-kue dan makanan yang kita bikin ke tetangga dengan bahasa minta di doakan bahwa anak kita sudah di tikahkan, kan simple kita tidak harus sewa panggung, tidak harus sewa speker yang menggangu tetangga karena bising".
Bisa kamu seperti itu tegas beliu sambil berlalu tanpa pamit,
Post a Comment