Saya bukan penulis atau editor berita. Hanya mengungkapkan kekecewaan pada pelayanan publik di kantor kecamatan.
Saya baru tahu hari ini kalau ada peraturan yang memuat kalau pergi ke kantor kecamatan harus memakai celana panjang. Karena tidak tahu. teman saya pake celana pendek dan di suruh pulang. Katanya ga boleh masuk kalau memakai celana pendek.
Saya jadi ingat peraturan dulu waktu sekolah keguruan meski ga lulus. Harus rapi karena ini fakultas keguruan. Tapi kan ini pelayanan publik. Pelayanan masyarakat. Sedangkan masyarakat itu beragam pendidikan budaya dan karakter. Mestinya di pahami budaya dan kebiasaan orang yang ingin di layani itu. Jangan mentang-mentang ada SOP lalu di terapkan secara mendadak. Dan
Masyarakat kecamatan itu Aya nu hobi make samping. Aya nu osok make sontog. Komo petani mah kadang ari buru burumah tara salin-salin acan. Layani dengan baik. Da moal rek ngarampog iyeuh. Teu kudu di titah balik dei. Titah salin. Kasihan sudah antri nunggu dari subuh. Hargai dong masyarakat. Melayani itu tugas anda sebagai palayan masyarakat. Kami itu masyarakat. Apapun keadaan kami tugas anda itu wajib melayani. Itu jelas ada dalam undang undang dasar. Sekarang pertanyaannya. Siapa yang di layani. Kalau yang di layani itu masyarakat banyak yang berbeda beda budaya dan karakter ya sesuaikan jangan sampai ada diskriminasi melihat segi etika dan estetika. Saya jadi kami. Da bingung atuh. Piraku tibang calana ponok nepika teu jadi nyieun KTP. Emang nu di poto tepikana suku sukuna alias cokorna. Ngges ahh. Moal panjang lebar. Da sayamah hanya penjahit. Sok di tanyakeun kamana sesa bahana nu lebar tea. Haju sok laju hayang di jiyeun calana budakna
Post a Comment